Bon Jovi - Always

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Friday, March 15, 2013


TUGAS MAKALAH
DASAR DAN PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI
“PERTIMBANGAN PEMILIHAN STRATEGI PEMBELAJARAN”
“DAN PRINSIP – PRINSIP PENGGUNAANNYA”
Dosen Pembimbing : Dr. Sri Amnah S., S.Pd,. M.Si.



Di Susun Oleh Kelompok 2
Beti Ernawati
Choiru Rosida
Danar Anizar
Debi Asri


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM RIAU
PEKANBARU
2012

KATA PENGANTAR 
Puji syukur penulis bermunajat kehadirat Allah SWT, tuhan Yang Maha Esa sembari mengagkat tangan, bermohon kiranya memberikan taufiq, hidayah, rahmat dan karunianya serta kelapangan berpikir dan waktu, sehingga penulis dapat menyusun dan menyelesaikan makalah ini. dengan judul "Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran dan Prinsip – Prinsip Penggunaannya". Makalah ini disusun sebagai tugas yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah " Dasar dan Proses Pembelajaran Biologi".
Penulis mengucapkan terima kasih Kepada Ibu Dr. Sri Amnah S.,S.Pd.,M.Si. yang telah mengarahkan dalam menyusun makalah ini serta kepada rekan-rekan dari semua pihak yang telah berpartisipasi didalam penyusunan makalah ini sehingga dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Melalui materi yang disajikan dalam makalah ini, diharapkan mahasiswa dapat memahami, dan berperan dalam fungsi pengajaran mata kuliah “ Dasar dan Proses Pembelajaran Biologi ”.
Pada penyajian makalah ini sesuai dengan tuntutan penyajiannya. paparan yang jelas senantiasa menuntut mahasiswa untuk mengembangkan potensi diri yang dimilikinya, dengan demikian diharapkan potensi diri mahasiswa dapat dikembangkan dengan baik.
Penulis juga menyadari bahwa materi dan teknik yang digunakan dalam makalah ini masih memiliki beberapa kekurangan. Oleh karena itu kritik dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan agar makalah ini menjadi lebih sempurna. Atas kritik dan sarannya diucapkan trimakasih.
Pekanbaru, 15 April 2012

                                                                                     
                                                                                                  Penulis

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................  i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang......................................................................................... 1
1.2.Rumusan Masalah.................................................................................... 2
1.3.Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1.Pertimbangan Pemilihan Strategi pembelajaran....................................... 3
2.2.Dasar Pemilihan Strategi pembelajaran.................................................... 4
2.3.Prinsip prinsip penggunaan Strategi Pembelajaran
       dalam konteks standar proses pendidikan .............................................  9
2.4. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)............................... 12
2.4.1. Konsep dan Tujuan PBAS.............................................................. 12
2.4.2. Peran Guru dalam Implementasi PBAS.......................................... 13
2.4.3. Penerapan PBAS dalam Proses pembelajaran................................. 14
2.4.4. Faktor yang Mempengaruhi Keberhasilan PBAS........................... 15

BAB III PENUTUP
3.1. Kesimpulan............................................................................................. 17
3.2. Saran....................................................................................................... 18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 19





BAB I
PENDAHULUAN
1.1  Latar belakang
Proses ‎pembelajaran didalam kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk ‎menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun ‎berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya ‎itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya? Ketika ‎anak didik kita lulus dari sekolah, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi ‎mereka miskin aplikasi.‎ Mengajar bukan sekedar menyampaikan materi kepada peserta didik. ‎Mengajar merupakan suatu proses mengubah perilaku siswa baik secara ‎intelektual, sikap maupun keterampilan yang dimiliki kearah yang diharapkan. ‎Untuk itu seorang guru harus memiliki kemampuan khusus dalam merancang ‎dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap ‎cocok dengan minat dan bakat serta sesuai dengan taraf perkembangan siswa. ‎Itulah sebabnya guru dapat dikatakan sebagi pekerjaan professional.‎ Salah satu cara untuk meningkatkan keefektifan pembelajaran di ‎sekolah adalah memilih atau menetapkan strategi pembelajaran yang resmi ‎dengan kondisi yang diprediksi dapat mempengaruhi hasil belajaran yang akan ‎dicapai oleh siswa.
Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dilaksanakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Kemp, 1995). Dick and Carey (19850) juga menyebutkan bahwa strategi pembelajaran itu adalah sesuatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa.
Strategi pembelajaran berbeda dengan desain instruksional karena strategi pembelajaran berkenaan dengan kemungkinan variasi pola dalam arti macam dan urutan umum per­buatan belajar-mengajar yang secara prinsip berbeda antara yang satu dengan yang lain, sedangkan desain instruksional menunjuk kepada cara-cara merencanakan sesuatu sistem lingkungan belajar tertentu, setelah ditetapkan untuk menggunakan satu atau lebih strategi pembelajaran tertentu. Kalau disejajarkan dengan pembuatan rumah, pembicaraan tentang (bermacam-macam) strategi pembelajaran adalah ibarat melacak pelbagai kemungkinan macam rumah yang akan dibangun (joglo, rumah gadang, villa, bale gede, rumah gedung modern, dan sebagainya yang masing-masing menampilkan kesan dan pesan unik), sedang­kan desain instruksional adalah penetapan cetak biru rumah yang akan dibangun itu serta bahan-bahan yang diperlukan dan urutan langkah-langkah konstruksinya maupun kriteria penyelesaian dari tahap ke tahap sampai dengan penyelesaian akhir.
1.2  Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam makalah ini adalah : Bagaimanakah pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelkajaran dan sekaligus prinsip penggunaanya dalam proses pembelajaran.
1.      Apa sajakah pertimbangan dalam pemilihan strategi pembelajaran?
2.      Bagaimanakah dasar dalam pemilihan strategi pembelajaran?
3.      Penjelasan tentang prinsip – prinsip penggunaan strategi pembelajaran dalam proses pembelajaran.!
4.      Penjelasan Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)
1.3  Tujuan Penulisan
Makalah ini ditujukan untuk mengetahui sejauh mana pengertian dan jenis-jenis Standar Proses Pendidikan dan keterkaitannya dengan standar yang lain, selain itu untuk memenuhi tugas“ Dasar dan Proses Pembelajaran”
Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah :
1.      Untuk mengetahui hal – hal yang perlu di perhatikan dalam pemilihan strategi pembelajaran
2.      Mendeskripsikan pertimbangan dan dasar dalam pemilihan strategi pembelajaran
3.      Memahami prindip – prinsip dalam penggunaan strategi pembelajaran yang sesuai dengan konteks standar proses pendidika.
4.      Untuk memenuhi tugas yang di berikan oleh dosen pembimbing mata kuliah Dasar dan Proses Pembelajaran Biologi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pertimbangan Pemilihan Strategi Pembelajaran
Pertimbangan pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan dipilih, sebagai berikut:
  1. Tujuan yang ingin dicapai, semakin kompleks tujuan yang ingin dicapai maka semakin rumit strategi yang akan dirancang. Tujuan pembelajaran berkenaan dengan aspek kognitif, afektif atau psikomotorik, sehingga kompleksitas tujuan berimplikasi pada rancangan strategi dan keterampilan lain yang dibutuhkan untuk pencapaiannya.
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat diajukan :
o   Apakah tujuan pembelajaran yang ingin dicapai berkenaan dengan  aspek kognitif, afektif dan psikomotor ?
o   Bagaimana kompleksitas tujuan pembelajaran yang ingin dicapai, apakah tingkat tinggi atau rendah ?
o   Apakah untuk mencapai tujuan itu keterampilan dan akademis
  1. Pertimbangan yanng berhubungan dengan bahan atau materi yang pembelajaran, berkaitan dengan conten yang akan dipelajarai, prasyarat tertentu dan sumber belajar yang dibutuhkan.
o   Apakah materi pelajaran itu berupa fakta, konsep, hokum atau teori tertentu ?
o   Apakah untuk mempelajari materi pembelajaran itu memerlukan persyaratan tertentu atau tidak ?
o    Apakah tersedia buku-buku sumber untuk mempelajari materi-materi itu ?
  1. Pertimbangan dari sudut siswa, strategi yang dipilih harus sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, seperti tingkat kematangan siswa, minat siswa dan gaya belajar siswa.
o   Apakah strategi pembelajaran ssesuai dengan tingkat kematangan sisiwa?
o   Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan minat, bakat, dan  kondisi siswa.?
o   Apakah strategi pembelajaran itu sesuai dengan gaya belajar siswa?
  1. Pertimbangan dari strategi itu sendiri atau lainnya :
o   Apakah untuk mencapai tujuan hanya cukup dengan satu strategi saja ?
o   Apakah strategi yang kita tetapkan dianggap satu-satunya strategi yang dapat digunakan ?
o    Apakah strategi itu memiliki nilai efektifitas dan efisiensi ?
Dari beberapa hal yang dipertimbangkan di atas, sebagai guru yang telah menempah diri melalui proses pendidikan dan pengalaman akan memiliki daya intuisi dalam menentukan strategi yang tepat yang dapat diterapkan pada proses pembelajaran di kelas. Bahwa proses yang baik diasumsikan dapat menghasilkan produk yang baik, maka guru sepatutnya menyediakan lingkungan belajar yang kondusif bagi perkembangan anak.
2.2. Dasar Pemilihan Strategi Pembelajaran
 Beberapa prinsip-prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih strategi  pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut mesti berdasarkan pada penetapan.
1.      Tujuan Pembelajaran
Penetapan tujuan pembelajaran merupakan syarat mutlak bagi guru dalam memilih metode yang akan digunakan di dalam menyajikan materi pengajaran. Tujuan pembelajaran merupakan sasaran yang hendak dicapai pada akhir pengajaran, serta kemampuan yang harus dimiliki siswa. Sasaran tersebut dapat terwujud dengan menggunakan metode - metode pembelajaran. Tujuan pembelajaran adalah kemampuan (kompetensi) atau keterampilan yang diharapkan dimiliki oleh siswa setelah mereka melakukan proses pembelajaran tertentu. Terdapat empat komponen pokok dalam merumuskan indikator hasil belajar yaitu:
a.       Penentuan subyek belajar untuk menunjukkan sasaran relajar.
b.      Kemampuan atau kompetensi yang dapat diukur atau yang dapat ditam-pilkan melalui peformnce siswa.
c.       Keadaan dan situasi dimana siswa dapat mendemonstrasikannya.
d.      Standar kualitas dan kuantitas hasil belajar.
Berdasarkan indikator dalam penentuan tujuan pembelajaran maka dapat dirumuskan tujuan pembelajaran mengandung unsur : Audience (peserta didik), Behavior (perilaku yang harus dimiliki), Condition (kondisi dan situ-asi) dan Degree (kualitas dan kuantítas hasil belajar).
2.      Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa
Belajar merupakan berbuat, memperoleh pengalaman tertentu sesuai de-ngan tujuan yang diharapkan. Karena itu strategi pembelajaran harus dapatmendorong aktivitas siswa. Aktivitas tidak dimaksudkan hanya terbatas pada aktifitas fisik saja akan tetapi juga meliputi aktivitas yang bersifat psikis atauaktivitas mental.
Pada awal atau sebelum guru masuk ke kelas memberi materi pengajar-an kepada siswa, ada tugas guru yang tidak boleh dilupakan adalah untuk me-ngetahui pengetahuan awal siswa. Sewaktu memberi materi pengajaran kelak guru tidak kecewa dengan hasil yang dicapai siswa, untuk mendapat pengeta-huan awal siswa guru dapat melakukan pretes tertulis, tanya jawab di awalpelajaran. Dengan mengetahui pengetahuan awal siswa, guru dapat menyusunstrategi memilih metode pembelajaran yang tepat pada siswa-siswa.
Apa metode yang akan kita pergunakan? Sangat tergantung juga padapengetahuan awal siswa, guru telah mengidentifikasi pengetahuan awal. Pe-ngetahuan awal dapat berasal dari pokok bahasan yang akan kita ajarkan, jikasiswa tidak memiliki prinsip, konsep, dan fakta atau memiliki pengalaman,maka kemungkinan besar mereka belum dapat dipergunakan metode yang bersifat  belajar  mandiri, hanya m metode yang dapat diterapkan ceramah, demonstrasi, penampilan, latihan dengan teman, sumbang saran, pratikum, bermainperan dan lain-lain. Sebaliknya jika siswa telah memahami prinsip, konsep,dan fakta maka guru dapat mempergunakan metode diskusi, studi mandiri,studi kasus, dan metode insiden, sifat metode ini lebih banyak analisis, danmemecah masalah.
3.      Integritas Bidang Studi atau Pokok Bahasan
Mengajar merupakan usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Oleh karena itu dalam pengelolaan pembelajaran terdapat beberapa prinsip yang harus diketahui di antaranya:
a.       Interaktif
      Proses pembelajaran merupakan proses interaksi baik antara guru dan siswa, siswa dengan siswa atau antara siswa dengan lingkungannya. Melalui proses interaksi memungkinkan kemampuan siswa akan berkembang baik mental maupun intelektual.
b.      Inspiratif
Proses pembelajaran merupakan proses yang inspiratif, yang memung-kinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sndiri, sebab pengetahuan pada dasarnya bersifat subjektif yang bisa dimaknai oleh setiap subjek belajar.
c.       Menyenangkan
Proses pembelajaran merupakan proses yang menyenangkan. Proses pembelajaran menyenangkan dapat dilakukan dengan menata ruangan yang apik dan menarik dan pengelolaan pembelajaran yang hidup dan bervariasi, yakni dengan menggunakan pola dan model pembelajaran, media dan sumber-sumber belajar yang relevan.


d.      Menantang
Proses pembelajaran merupakan proses yang menantang siswa untuk mengembangkan kemampuan berpikir, yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Kemampuan itu dapat ditumbuhkan dengan cara mengembangkan rasa ingin tahu siswa melalui kegiatan mencoba-coba, berpikir intuitif atau bereksplorasi.
e.       Motivasi
Motivasi merupakan aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Motivasi dapat diartikan sebagai dorongan yang memungkinkan siswa untuk bertindak dan melakukan sesuatu. Seorang guru harus dapat menunjuk-kan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan siswa, dengan demikian siswa akan belajar bukan hanya sekadar untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan-nya.
4.      Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang
Waktu yang tersedia dalam pemberian materi pelajaran satu jam pelajaran 45 menit, maka metode yang dipergunakan telah dirancang sebelumnya, termasuk di dalamnya perangkat penunjang pembelajaran, perangkat pembelajaran itu dapat dipergunakan oleh guru secara berulang-ulang, seperti transparan, chart, video pembelajaran, film, dan sebagainya. Metode pembelajaran disesuaikan dengan materi, seperti Bidang Studi Biologi, metode yang akan diterapkan adalah metode praktikum, bukan berarti metode lain tidak kita pergunakan, metode ceramah sangat perlu yang waktunya dialokasi sekian menit untuk memberi petunjuk, aba-aba, dan arahan. Kemudian memungkinkan mempergunakan metode diskusi, karena dari hasil praktikum siswa memerlukan diskusi kelompok untuk memecah masalah/problem yang mereka hadapi.
5.      Jumlah Siswa
Idealnya metode yang kita terapkan di dalam kelas perlu mempertimbangkan jumlah siswa yang hadir, rasio guru dan siswa agar proses belajar mengajar efektif, ukuran kelas menentukan keberhasilan terutama pengelolaan kelas dan penyampaian materi.
Para ahli pendidikan berpendapat bahwa mutu pengajaran akan tercapai apabila mengurangi besarnya kelas, sebaliknya pengelola pendidikan mengatakan bahwa kelas yang kecil-kecil cenderung tingginya biaya pendidikan dan latihan. Kedua pendapat ini bertentangan, manakala kita dihadapkan pada mutu, maka kita membutuhkan biaya yang sangat besar, bila pendidikan mempertimbangkan biaya sering mutu pendidikan terabaikan, apalagi saat ini kondisi masyarakat Indonesia mengalami krisis ekonomi yang berkepanjang-an. Pada sekolah dasar umumnya mereka menerima siswa maksimal 40 orang, dan sekolah lanjutan maksimal 30 orang. Kebanyakan ahli pendidikan berpendapat idealnya satu kelas pada sekolah dasar dan sekolah lanjutan 24 orang Ukuran kelas besar dan jumlah siswa yang banyak, metode ceramah le-bih efektif, akan tetapi yang perlu kita ingat metode ceramah memiliki banyak kelemahan dibandingkan metode lainnya, terutama dalam pengukuran keber-hasilan siswa. Disamping metode ceramah guru dapat melaksanakan tanya jawab, dan diskusi. Kelas yang kecil dapat diterapkan metode tutorial karena pemberian umpan balik dapat cepat dilakukan, dan perhatian terhadap kebu-tuhan individual lebih dapat dipenuhi.
6.      Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
Guru yang baik adalah guru yang berpengalaman, pribahasa mengatakan ”Pengalaman adalah guru yang baik”, hal ini diakui di lembaga pendidik-an, kriteria guru berpengalaman, dia telah mengajar selama lebih kurang 10 tahun, maka sekarang bagi calon kepala sekolah boleh mengajukan permohonan menjadi kepala sekolah bila telah mengajar minimal 5 tahun. Dengan demikian guru harus memahami seluk-beluk persekolahan. Strata pendidikan bukan menjadi jaminan utama dalam keberhasilan belajar akan tetapi penga-laman yang menentukan, umpamanya guru peka terhadap masalah, memecahkan masalah, memilih metode yang tepat, merumuskan tujuan instruksional, memotivasi siswa, mengelola siswa, mendapat umpan balik dalam proses belajar mengajar. Jabatan guru adalah jabatan profesi, membutuhkan pe-ngalaman yang panjang sehingga kelak menjadi profesional, akan tetapi profesional guru belum terakui seperti profesional lainnya terutama dalam upah (payment), pengakuan (recognize). Sementara guru diminta memiliki penge-tahuan menambah pengetahuan (knowledge esspecialy dan skill) pelayanan (service) tanggung jawab (responsbility)dan persatuan (unity) (Glend Langford, 1978).
Disamping berpengalaman, guru harus berwibawa. Kewibawaan me-rupakan syarat mutlak yang bersifat abstrak bagi guru karena guru harus berhadapan dan mengelola siswa yang berbeda latar belakang akademik dan so-sial, guru merupakan sosok tokoh yang disegani bukan ditakuti oleh anak-anak didiknya. Kewibawaan ada pada orang dewasa, ia tumbuh berkembang mengikuti kedewasaan, ia perlu dijaga dan dirawat, kewibawaan mudah lun-tur oleh perbuatan-perbuatan yang tercela pada diri sendiri masing-masing. Jabatan guru adalah jabatan profesi terhomat, tempat orang-orang bertanya, berkonsultasi, meminta pendapat, menjadi suri tauladan dan sebagainya, ia mengayomi semua lapisan masyarakat.
2.3. Prinsip – Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Dalam Konteks Standar Proses Pendidikan
Yang dimaksud dengan prinsip – prinsip dalam bahasa ini adalah hal – hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah tidak semua strategi cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri dan guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut:
1.         Berorintasi pada tujuan
Dalam sistem pembelajaran tujuan merupakan komponen yang utama. Ini sangat penting, sebab mengajar adalah proses yang bertujuan. Oleh karenanya keberhasilan suatu strategi pembelajaran dapat ditentukan dari keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Apabila kita ingin siswa terampil computer maka tidak mungkin menggunakan strategi penyampain (bertutur), untuk mencapai itu sisiwa harus praktek secara langsung.
2.         Aktivitas
Belajar bukanlah menghafal sejumlah fakta atau informasi. Belajar adalah berbuat; memperoleh pengalaman tertentu sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Karena itu, strategi pembelajaran harus dapat mendorong aktifitas siswa. Bukan hanya aktifitas fisik saja tetapi harus bisa mendorong aktifitas fsikis.
3.         Individualitas
Mengajar adalah usaha mengembangkan setiap individu siswa. Walaupun kita mengajar pada sekelompok siswa, namun pada hakikatnya yang ingin kita capai adalah perubahan perilaku terhadap setiap siswa.
4.         Integritas
Mengajar harus dipandang sebagai usaha mengembangkan seluruh pribadi siswa. Strategi pembelajaran harus dapat mengembangkan seluruh aspek kepribadian siswa terintegrasi. Di dalam pengguanaan  metode diskusi targetnya tidak hanya pengembangan aspek intelektualitas saja tetapi harus mendorong mereka agar berkembang secara keseluruhan, misalnya agar dapat menghargai pendapat orang lain, agar dapat mengeluarkan gagasan, agar dapat bersikap jujur,tenggang rasa dan lain-lain.
Begitu pula menurut Peraturan Pemerintah No. 19 BAB IV Pasal 19 mengatakan bahwa proses pembelajaran pada suatu pendidikan deselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi, peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian, sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik, serta psikologis peserta didik.


Sesuai dengan isi peraturan pemerintah diatas, maka ada sejumlah prinsip khusus dalam pengelolaan pembelajaran, sebagai berikut:

1.         Interaktif
Prinsip interaktif mengandung makna bahwa mengajar bukan hanya sekedar menyampaikan pengetahuan dari guru ke siswa. Dengan demikian, proses proses pembelajaran adalah proses interaksi baik antara guru dan siswa, antara siswa dan siswa, maupun anatara siswa dan lingkungannya. Dengan interaksi siswa akan mampu berkembang baik mental maupun intelektual.
2.         Inspiratif
Proses yang memungkinkan siswa untuk mencoba dan melakukan sesuatu. Oleh karena itu, guru mesti membuka berbagai kemungkinan yang dapat dikerjakan siswa. Biarkan siswa berbuat dan berpikir sesuai dengan inspirasinya sendiri.
3.         Menyenangkan
Potensi siswa akan berkembang manakala siswa terbebas dari rasa takut, dan menegangkan.
4.         Menantang
Proses pembelajaran adalah proses yang menantang siswa untuk mengembangkan kemapuan berpikir yakni merangsang kerja otak secara maksimal. Untuk itu dalam hal-hal tertentu sebaiknya guru memberikan informasi yang “meragukan” kemudian karena keraguan itulah siswa terangsang untuk membuktukannya.
5.         Motivasi
Motivasi adalah aspek yang sangat penting untuk membelajarkan siswa. Tanapa adanaya motivasi, tidak mungkin siswa memiliki kemauan untuk belajar. Guru harus dapat menunjukan pentingnya pengalaman dan materi belajar bagi kehidupan siswa, agar siswa akan belajar bukan hanya untuk memperoleh nilai atau pujian akan tetapi didorong oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhannya.

2.4. Pembelajaran Berorientasi Aktivitas Siswa (PBAS)
Dalam standar proses pendidikan, pembelajaran didesain untuk membelajarkan siswa. Artinya, system pembelajaran menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa (PBAS).
Ada beberapa asumsi perlunya pembelajaran berorientasi pada aktivitas siswa:
  Asumsi Filosofis tentang pendidikan.
Bahwa pendidikan merupakan usaha sadar mengembangkan manusia menuju kedewasaan, baik kedewasaan intelektual, social, maupun kedewasaan moral.
  Asumsi Tentang Siswa sebagai Subjek belajar.
Asumsi ini menggambarkan bahwa anak didik bukanlah objek yang harus di jejali dengan informasi, tetapi mereka adlah subjek yang memiliki potensi dan proses pembelajaran seharusnya diarahkan untuk mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki anak didik itu.
  Asumsi tentang guru.
Adalah guru yang betanggung jawab, memiliki kemampuan yang profesional, kode etik dan peran sebagi sumber belajar.
  Asumsi yang berkaitan dengan proses pengajaran
Adalah bahwa proses pengajaran direncanakan dan di laksanakan sebagai suatu sistem.
2.4.1.      Konsep dan tujuan PBAS.
Konsep PBAS adalah  sesuatu pendekatan dalam pembelajaran yang menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal untuk memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang.
Maka dari itu dari konsep tersebut ada 2 poin yang harus di pahami, yaitu:
·         Dipandang dari segi proses pembelajaran.
PBSA menekankan kepada aktivitas siswa secara optimal, artinya PBSA ini menghendaki keseimbangan antara aktivitas fisik, mental, termasuk emosional dan aktivitas intelektual.
·         Dipandang dari hasil belajar
PBSA menghendaki hasil belajar yang seimbang dan terpadu antara kemampuan intelektual (kognitif), sikap (afektif), dan keterampilan (psikomotor). Artinya, PBSA pembentukan siswa secara utuh merupakan tujuan utama dalam proses pembelajaran.
Tujuan PBSA diantaranya adalah:
a)      Meningkatkan kualitas pembelajaran agar lebih bermakna
b)      Mengembangkan seluruh potensi yang dimiliki.
Maka jelas PBSA berbeda dengan proses pembelajaran yang sekarang banyak berlangsung, yang bukan hanya membentuk manusia yang cerdas, akan tetapi juga yang lebih penting adalah membentuk manusia yang bertaqwa dan memiliki keterampilan di samping memiliki sikap budi pekerti yang luhur.
2.4.2.      Peran guru dalam implementasi PBAS
Dalam implementasi PBSA, guru tidak berperan sebagai satu-satunya sumber belajar yang bertugas menuangkan materi pelajaran kepada siswa, akan tetapi yang lebih penting adalah bagaimana memfasilitasi agar siswa belajar. Ada beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru, diantaranya adalah:
a)Mengemukakan berbagai alternatif tujuan pembelajaran yang harus dicapai sebelum kegiatan pembelajaran di mulai.
b)      Menyusun tugas-tugas belajar bersama siswa.
c)      Memberikan informasi tentang kegiatan pembelajaran yang harus dilakukan.
d)   Memberikan bantuan dan pelayanan kepada siswa yang memerlukan.
e)    Memberikan motivasi, mendorong siswa untuk belajar, membimbing, dan lain sebagainya melalui pengajuan pertanyaan-pertanyaan.
f)     Membantu siswa dalam menarik suatu kesimpulan.
Dengan demikian, guru tidak menempatkan diri sebagai sumber informasi, tetapi berperan sebagai penunjuk dan fasilitator dalam memanfaatkan sumber belajar.

2.4.3.      Penerapan PBAS dalam proses pembelajaran
      Dalam kegiatan belajar mengajar PBSA diwujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan, seperti mendengarkan, berdiskusi, memproduksi sesuatu, menyusun laporan, memecahkan masalah dan lain sebaginya.
Untuk mengetahui apakah suatu proses pembelajaran memiliki kadar PBSA yang tinggi, sedang, atau rendah, dapat kita lihat dari kriteria penerapan PBSA dalam proses pembelajaran. Criteria tersebut menggambarkan sejauhmana keterlibatan siswa dalam pembelajaran, yaitu dalam :
1)   Proses perencanaan.
o  Adanya keterlibatan siswa dalam merumuskan tujuan pembelajaran.
o  Adanya keterlibatan siswa dalam menyusun rancangan pembelajaran.
o  Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan memilih sumber belajar yang diperlukan.
o   Adanya keterlibatan siswa dalam menentukan dan mengadakan media pembelajaran yang akan digunakan.
2)   Proses pembelajaran.
o   Adanya keterlibatan siswa baik secara fisik, mental, emosional maupun intelektual dalam setiap proses pembelajaran.
o   Siswa belajar langsung, (experiential learning)
o   Adanya keinginan siswa untuk menciptakan iklim belajar yang kondusif.
o   Keterlibatan siswa dalam mencari dan memanfaatkan setiap sumber belajar yang tersedia yang dianggap relevan dengan tujuan pembelajaran.
o   Adanya keterlibatan siswa dalam melakukan prakarsa seperti menjawab dan mengajukan pertanyaan, berusaha memecahkan masalah.
o    Terjadinya interaksi yang multi arah, baik antar siswa dengan siswa, maupun siswa dengan guru.
3)   Kegiatan evaluasi pembelajaran.
o   Adanya keterlibatan siswa untuk mengevaluasi sendiri hasil pembelajaran yang telah dilakukan.
o   Keterlibatan siswa secara mandiri untuk melaksanakan tes dan tugas-tugas yang harus dikerjakan.
o    Kemauan siswa untuk menyusun laporan baik tertulis maupun secara lisan berkenaan hasil belajar yang diperolehnya.
2.4.4.      Faktor yang mempengaruhi keberhasilan PBAS
Keberhasilan penerapan PBSA dalam proses pembelajaran dapat dipengaruhi oleh beberapa fator, diantaranya:
a)      Guru.
Guru merupakan ujung tombak yang sangat menentukan keberhasilan penerapan PBSA karena guru berhadapan langsung dengan murid. Ada beberapa hal yang yang mempengaruhi keberhasilan PBSA dipandang dari sudut guru, yaitu:
·      Kemampuan guru.
Guru yang memiliki kemampuan yang tinggi akan bersikap kreatif dan inovatif yang selamanya akan mencoba dan mencoba menerapkan berbagai penemuan baru yang dianggap lebih baik untuk membelajarkan siswa.
·      Sikap professional guru.
Guru yang professional selamanya akan berusaha untuk mencapai hasil yang optimal. Karena PBSA tidak akan berhasil diimplementasikan oleh guru yang memiliki motivasi yang rendah.
·      Latar belakang pendidikan dan pengalaman mengajar guru.
Dengan latar belakang pendidikan yang tinggi, memungkinkan guru memiliki pandangan dan wawasan yang luas terhadap variable-variabel pembelajaran.
b)         Sarana belajar.
Dengan adanya sarana dan prasarana maka proses pembelajaran PBSA akan berjalan sesuai dengan tujuan. Diantara sarana yang harus tersedia adalah:
·      Ruang kelas.
Kondisi ruang kelas merupakan faktor sarana yang menentukan keberhasilan, yang meliputi :
    –  Luas ruang kelas.
 –  Penataan ruang kelas.
           –  Ventilasi ruang kelas
           –  Desain tempat duduk siswa.
·      Media dan sumber belajar.
PBSA merupakan pendekatan pembelajaran yang menggunakan multimetode dan multimedia. Artinya siswa memungkinkan belajar dari berbagai sumber informasi secara mandiri. Media yang diperlukan diantaranya adalah:
ü  Media grafis.
ü  Media elektronik
Oleh karena itu, keberhsilan penerapan PBSA akan sangat dipengaruhi oleh ketersediaan dan pemanfaatan media dan sumber belajar.
c)         Lingkungan belajar.
Lingkungan belajar merupakan faktor lain yang dapat mempengaruhi keberhasilan PBSA. Ada dua hal yang termasuk kedalam faktor lingkungan belajar, yaitu:
o   Lingkungan fisik.
Meliputi keadaan dan kondisi sekolah, misalnya: jumlah kelas, laboratorium, perpustakaan, kantin, kamar kecil, jumlah guru serta lokasi sekolah itu berada.
o   Lingkungan psikologi.
Adalah iklim social yang ada di lingkungan sekolah itu. Misalnya:
ü  Keharmonisan hubungan antara guru dengan guru.
ü  Keharmonisan hubungan antara guru dengan kepala sekolah.
ü  Keharmonisan hubungan antara pihak sekolah dengan orang tua.
Oleh karena itu, tidak mungkin PBSA dapat di laksanakan dengan sempurna manakala tidak terjalin hubungan yang baik antara semua pihak yang terlibat.




BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pertimbangan pada dasarnya adalah proses penambahan informasi dan kemampuan baru. Beberapa hal yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan strategi pembelajaran yang akan dipilih, sebagai berikut:
1.      Tujuan yang ingin dicapai
  1. Pertimbangan yanng berhubungan dengan bahan atau materi yang pembelajaran, berkaitan dengan conten yang akan dipelajarai, prasyarat tertentu dan sumber belajar yang dibutuhkan.
  2. Pertimbangan dari sudut siswa, strategi yang dipilih harus sesuai dengan situasi dan kondisi siswa, seperti tingkat kematangan siswa, minat siswa dan gaya belajar siswa.
  3. Pertimbangan dari strategi itu sendiri atau lainnya
Beberapa prinsip-prinsip yang mesti dilakukan oleh pengajar dalam memilih strategi  pembelajaran secara tepat dan akurat, pertimbangan tersebut mesti berdasarkan pada penetapan seperti : Tujuan Pembelajaran, Aktivitas dan Pengetahuan Awal Siswa, Integritas Bidang Studi atau Pokok Bahasan, Alokasi Waktu dan Sarana Penunjang, Jumlah Siswa, Pengalaman dan Kewibawaan Pengajar
        Prinsip – prinsip dalam bahasa ini adalah hal – hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan strategi pembelajaran. Prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran adalah tidak semua strategi cocok digunakan untuk mencapai semua tujuan dan semua keadaan. Setiap strategi memiliki kekhasan sendiri-sendiri dan guru harus mampu memilih strategi yang dianggap cocok dengan keadaan. Oleh karena itu, guru harus memahami prinsip-prinsip umum penggunaan strategi pembelajaran sebagai berikut: Berorintasi pada tujuan, Aktivitas, Individualitas, Integritas, Menyenangkan, Menantang, Motivasi,

3.2. Saran
        Penulis berharap kepada seluruh pendidik agar dapat merubah paradigm lama menjadi paradigma baru yang tidak hanya mengajar menyampaikan materi, oleh karena itu seorang pendidik harus dpat menerapkan strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi ajar. Dengan demikian pendidik harus dapat mempertimbangkan dalam pemilihan strategi pembelajaran Sehingga dapat memahami prinsip penggunaannya dalam proses pendidikan.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran pembaca sangat diharapkan untuk menyempurnakan makalah ini. Atas kritik dan saran pembaca diucapkan terima kasih.
















DAFTAR PUSTAKA

·   http://dtanuurussalam.blogspot.com/2011/02/strategi-pembelajaran
berosrientasi.html
·   http://mashurimas.blogspot.com/2011/03/strategi-pembelajaran-berorientasi.html
·   http://www.scribd.com/doc/69225735/Strategi-Pembelajaran-Berorientasi-      Aktivitas- Siswa
·   Sanjaya,W.2006.Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.Prenada Media Grup. Jakarta.


No comments:

Post a Comment

Silahkan berikan komentar jika ini bermanfaat