A. Besaran
Besaran adalah suatu yang dapat diukur
dan dinyatakan dengan angka dan nilai yang memiliki satuan.
Dari
pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai
besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu
1. dapat
diukur atau dihitung
2. dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. mempunyai satuan
2. dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. mempunyai satuan
Bila ada
satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak
dapat dikatakan sebagai besaran.
Besaran
berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam yaitu
:
1. Besaran Fisika yaitu
besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari pengukuran maka
harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan besaran
fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.
Besaran berdasarkan arah dapat dibedakan menjadi 2 macam :
1. Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai
contoh besaran kecepatan, percepatan dan lain-lain.
2. Besaran
skalar adalah besaran yang mempunyai nilai saja sebagai contoh kelajuan,
perlajuan dan lain-lain.
Besaran
Vektor adalah besaran yang memiliki satuan tanpa arah, sedangkan besaran skalar
adalah besaran yang memiliki satuan dan arah.100 km/Jam, maka pasti kita akan
bertanya, ke arah mana mobil tersebut bergerak. Apakah bergerak 100km/jam ke
timur, 100km/jam ke utara, dan lain sebagainya. Jadi, besaran vektor selalu dinyatakan
dengan benar (angka) dan arah.
Contoh
besaran skalar adalah massa (kita tidak perlu mempertanyakan arah 4 kg),
waktu,massa jenis, kelajuan, dan luas; sementara contoh besaran vektor adalah
pergeseran (perpindahan), kecepatan, percepatan, gaya, dan berat. Yang
membedakan besaran vektor dari besaran skalar adalah bahwa untuk besara vektor,
operasi-operasi aljabar tidak berlaku seperti
halnya pada besaran
skalar.
Untuk
penulisan besaran vektor dan besaran skalar, secara internasional telah
ditetapkan bahwa penulisan vektor untuk tulisan tangan adalah dengan tanda
panah di atas lambang besaran, sementara untuk tulisan cetak, digunakan huruf
yang dicetak teba. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan
penulisan berikut ini.
N = satuan newton
N = besaran gaya normal
N = vektor gaya
normal
Penggambaran
besaran-besaran vektor dilakukan dengan menarik sebuah garis lurus dari sebuah
titik pangkal menuju titik ujung yang pada titik ujung ini diberikan tanda
panah (umumnya di titik ujung). Perhatikan gambar 1.8 yang menjelaskan
perjalanan sebuah mobil dari posisi P1 menuju posisi P2. mobil tersebut
melewati jalanan yang tidak lurus, tetapi berbelok melengkung. Penjang lintasan
yang ditempuh mobil disebut jarak (besaran skalar), sedangkan perubahan posisi
mobil, yang digambarkan dengan garis lurus dari P1 ke P2 disebut perpindahan
(besaran vektor). Panjang garis lurus menyatakan besarnya besaran vektor
tersebut, sedangkan arah garis (dalam sudut q) menyatakan arah vektor. Sebuah
vektor bisa digeser-geser, dengan catatan panjang garis dan besar sudut q tidak
diubah-ubah.
Sebuah vektor
dikatakan berubah apabila besar ataupun arahnya, atau keduanya berubah.
Persamaan vektor A = B mengandung arti bahwa besar dan arah vektor A = B adalah
sama; dengan kata lain A = B, qA = qB.
Seperti telah
disebutkan sebelumnya, untuk menjumlahkan dua besaran harus mempunyaibesaran
yang sama. Disamping itu, karakter kedua besaran pun harus sama. Dengan
demikian, kita tidak bisa menjumlahkan sebuah vektor dengan sklar.sebagai
contoh, persamaan A = B dan penjumlahan A + B adalah tidak mempunyai arti fisis
sama sekali. Sebuah vektor dapat dikalikan dengan sebuah skalar. Perkalian
sebuah vektor dengan skalar yang nilainya positif hanya mengubah besar vektor,
tidak mengubah arahnya. Akan tetapi, jika skalar yang dikalikan dengan angka
negatif, maka disamping besarnya berubah, arah vektor pun menjadi kebalikannya
(berputar sebesar 1800),vektor negatif dari A, ditulis-A, mempunyai besar yang
sama dengan besar vektor A, tetapi memiliki arah yang berlawanan dengan arah
vektor A.
Resultan
Vektor
Sebuah
vektor, sama halnya dengan sebuah skalar, dapat dijumlahkan, dikurangkan,
ataudikalikan dengan vektor lainnya. Untuk melukiskan bagaimana sebuah vektor
dijumlahkan, Dimulai dari titik O, siswa bergerak 4 m ke timur menuju titik Q,
dan selanjutnya melangkah 3 m ke utara menuju titik P. jika perpindahan pertama
kita lambangkan dengan vektor A, dan perpindahan kedua kita lambangkan dengan
vektor B, maka perpindahan total siswa tersebut adalah vektor C, yaitu vektor
yang berpangkal di titik O dan berujung di titik P. Vektor C kita namakan
vektor resultan atau vektor penjumlahan dari dua vektor, yaitu vektor A dan
B. . Dengan
demikian, dapat diuliskan bahwa persamaan ini tidak sama seperti halnya
persamaan aljabar biasa. Contoh diketahui bahwa panjang vektor A, yaitu A = 4 m
dan panjang vektor B, yaitu B = 3 m. Apakah panjang vektor C sama dengan 4 + 3
= 7 m? Ternyata tidak! Vektor C merupakan sisi miring dari segitiga siku-siku
OPQ, yang sesuai dalil Phytagoras, panjang C sama dengan 3 4 5 m 2 2 + = .
Jadi, jelas bahwa C _ A + B. Secara umum dapat dinyatakan, besar vektor
resultan [A + B] _ A + B.
Berdasarkan
uraian diatas, jika vektor A dan B saling tegak lurus, maka besar resultan
vektor A dan B dapat
dihitung dengan rumus Phytagoras, yaitu R = 2 2 A + B dengan R = besar vektor
resultan, A = besar vektor A, dan B = besar vektor B.
Dalam fisika besaran ada dua yaitu
besaran pokok dan besaran turunan :
1. Besaran pokok
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya
telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain.Besaran
pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s),
Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol).
Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran
langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih
dahulu.Sistem
mutu metrik yang menjadi tulang punggung sistem satuan internasional (SI)
menetapkan 7 besaran pokok yang bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
BESARAN DASAR
|
SATUAN SI
|
|||||
Nama
|
Lambang
|
Rumus Dimensi
|
||||
1.
Panjang
|
Meter
|
m
|
L
|
|||
2.
Massa
|
Kilogram
|
kg
|
M
|
|||
3.
waktu
|
Sekon
|
s
|
T
|
|||
4.
Arus listrik
|
Ampere
|
A
|
I
|
|||
5.
Suhu termodinamika
|
Kelvin
|
K
|
q
|
|||
6.
Jumlah zat
|
Mola
|
mol
|
N
|
|||
7.
Intensitas cahaya
|
Kandela
|
cd
|
J
|
|||
BESARAN
TAMBAHAN
|
SATUAN SI
|
|||||
1.
Sudut datar
|
Radian
|
rad
|
||||
2.
Sudut ruang
|
Steradian
|
sr
|
||||
Satuan-satuan
besaran pokok dan definisinya :
1.
Panjang
Satuan
Panjang = Meter (M)
Meter pertama kali didefinisikan pada 1973 dengan membagi
jarak dari kutub utara sampai ke katulstiwa menjadi 10 juta bagian yang sama.
Hasilnya diproduksi menjadi 3 batang platina dan beberapa batang besi. Karena
selanjutnya diketahui bahwa pengukuran jarak dari kutub ke katulstiwa tidak
akurat, maka pada 1960 standar ini ditinggalkan. Saat ini 1 meter didefinisikan
sebagai jarak yang ditempuh cahaya pada ruang hampa selama 1/299792458 detik
2. Waktu
Satuan Waktu = Detik/Sekon
(S)
Satuan waktu awalnya didefinisikan sebagai 1/86400 dari
waktu satu hari, namun karena rotasi bumi tidak konstan, maka definisi ini
diganti menjadi 1/31556925.9747 dari tahun 1900. pada 1967, definisi ini
kembali diganti.detik adalah selang waktu dari 9.192.631.770 periode radiasi
yang disebabkan karena transisi 2 atom cesium – 133 pada ground state.
3. Massa
Satuan Massa = Kilogram (kg)
Pada 1799, kilogram didefinisikan sebagai massa air
pada 4 derajat celcius yang menempati 1 desimeter kubik. Namun kemudian
ditemukan bahwa volume air yang diukur ternyata 1,000028 desimeter kubik,
sehingga standar ini ditinggalkan pada 1889. Kilogram didefinisikan oleh sebuah
benda silinder yang terbuat dari lempeng platina dan 10% indium pada ruang
hampa di dekat paris Kilogram merupakan satu-satunya satuan standar yang
tidak bisa dipindahkan. Tiruan-tiruan telah dibuat dengan ketelitian mencapai
1/108part, namun metalurgi abad 19 belum baik, sehingga
ketidakmurnian pada logam menyebabkan kesalahan sekitar 0.5 part per billion
setiap tahunnya.
4. Arus
listrik
Satuan Arus Listrik = Ampere (A)
Saat arus listrik mengalir lewat suatu kabel, maka bidang
magnet akan berada di sekeliling kabel. Ampere didefinisikan pada 1948 dari
kekuatan tarik-menarik dua kabel yang berarus listrik. 1 ampere adalah arus
listrik konstan dimana jika terdapat dua kabel dengan panjang tak terhingga
dengan circular cross section?? yang dapat diabaikan, ditempatkan dengan jarak
1 meter pada ruang hampa, akan menghasilkan gaya 2 x 107 newton
per meter.
5. Suhu atau
Temperature
Satuan Suhu atau temperature
Termodinamis = Kelvin (K)
Definisi dari temperature didasarkan
pada diagram fase air, yaitu posisi titik tripel air (suhu dimana 3 fase air
berada bersamaan) yang didefinisikan sebagai 273,16 kelvin, kemudian nol mutlak
didefinisikan pada 0 kelvin, sehingga 1 kelvin didefiniskan sebagai 1/273.16
dari temperature titik tripel air.
6. Jumlah
Zat
Satuan Jumlah Zat = Mol (Mol)
Mol adalah
istilah yang digunakan sejak 1902, dan merupakan kependekan dari “gram-molecule”.1
Mol adalah jumlah zat yang mengandung zat elementer sebanyak atom yang terdapat
pada 0.012 kg karbon – 12. saat istilah mol digunakan, zat elementernya harus
dispesifikasikan, mungkin atom, molekul, electron, atau partikel lain. Kita
dapat membayangkan satu mol sebagai jumlah atom dalam 12 gram karbon 12.
bilangan ini disebut bilangan Avogadro, yaitu 6.0221367 x 1023
7. Intensitas
Cahaya
satuan Intensitas Cahaya = Candela
(C)
Satuan intensitas cahaya diperlukan untuk menentukan
brightness (keterangan) dari suatu cahaya. Sebelumnya, lilin dan bola lampu
pijar digunakan sebagai standar. Standar yang digunakan saat ini adalah sumber
cahaya monokromatik(satu warna), biasanya dihasilkan oleh laser, dan suatu alat
bernama radiometer digunakan untuk mengukur panas yang ditimbulkan saat cahaya
tersebut diserap.1 candela adalah intensitas cahaya pada arah yang ditentukan,
dari suatu sumber yang memancarkan radiasi monokromatik dengan frekuensi 540 x
1012 per detik, dan memiliki intensitas radian pada arah tersebut
sebesar (1/683) watt per steradian.
2. Besaran turunan .
Besaran turunan adalah besaran yang
satuannya diturunkan dari besaran pokok. Jika suatu besaran turunan merupakan
perkalian besaran pokok , satuan besaran turunan itu juga merupakan perkalian
satuan besaran pokok, begitu juga berlaku didalam satuan besaran turunan yang
merupakan pembagian besaran pokok. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara
lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan
lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.
Tabel dibawah ini merupakan contoh besaran
turunan serta satuan dasarnya dimana dari satuan dasar tersebut diharapkan
teman-teman langsung dapat mengenali dari besaran pokok apa saja besaran
turunan tersebut didapatkan.
B. Satuan
Satuan adalah sebagai
pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran mempunyai satuan
masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai satuan yang
sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka
besaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai
satuan Newton dan Berat (w) mempunyai
satuan Newton. Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini
sama yaitu besaran turunan gaya.
Sistem Satuan
Sistem satuan metrik, dibedakan atas :
- statis
- dinamis
Sistem statis :
·
statis besar
- satuan panjang : meter
- satuan gaya : kg gaya
- satuan massa : smsb
·
statis kecil
- satuan panjang : cm
- satuan gaya : gram gaya
- satuan massa : smsk
Sistem dinamis :
Sistem Satuan
|
Dinamis Besar
|
Dinamis Kecil
|
1.
Panjang
|
Meter
|
cm
|
2.
Massa
|
Kg
|
gr
|
3.
Waktu
|
Sec
|
sec
|
4.
Gaya
|
Newton
|
dyne
|
5.
Usaha
|
N.m = joule
|
dyne.cm = erg
|
6.
Daya
|
joule/sec
|
erg/sec
|
Sistem dinamis besar biasa kita sebut “M K S” atau
“sistem praktis” atau “sistem Giorgie”
Sistem dinamis kecil biasa kita sebut “C G S” atau
“sistem Gauss”.
Sistem Satuan Britania ( British System )
Sistem Satuan
|
British
|
1.
Panjang
|
foot ( kaki )
|
2.
Massa
|
Slug
|
3.
Waktu
|
Sec
|
4.
Gaya
|
pound ( lb )
|
5.
Usaha
|
ft.lb
|
6.
Daya
|
ft.lb/sec
|
* Awalan
Yang Digunakan Dalam S.I.
AWALAN
|
SIMBOL
|
FAKTOR
|
Kilo
|
K
|
10 3
|
Mega
|
M
|
10 6
|
Giga
|
G
|
10 9
|
Tera
|
T
|
10 12
|
milli
|
m
|
10 -3
|
mikro
|
m
|
10 -6
|
nano
|
n
|
10 -9
|
piko
|
p
|
10 -12
|
femco
|
f
|
10 -15
|
ato
|
a
|
10 -18
|
Dimensi
Jika dalam suatu pengukuran benda A.
A = 127 cm = 1270 milimeter = 1,27 x 106
mikron
Nilai besaran A adalah 127 apabila dinyatakan dalam
cm,
Nilai besaran A adalah 1270 apabila dinyatakan dalam
mm,
Nilai besaran A adalah 1,27 apabila dinyatakan dalam
meter dan seterusnya.
Jadi satuan yang dipakai menentukan besar-kecilnya
bilangan yang dilaporkan.
Mengapa satuan cm dapat di ganti dengan m, mm, atau
mikron ?
Jawabannya, karena keempat satuan itu sama dimensinya,
yakni berdimensi panjang.
Ada dua macam dimensi yaitu :
- Dimensi Primer
- Dimensi Sekunder
·
Dimensi Primer yaitu :
M : untuk satuaan massa.
L : untuk satuan panjang.
T : untuk satuan waktu.
·
Dimensi Sekunder adalah dimensi dari semua besaran
yang dinyatakan dalam massa, panjang dan waktu.
contoh : - Dimensi gaya : M L T-2
-
Dimensi percepatan : L T-2
Catatan : Semua besaran fisis dalam mekanika dapat
dinyatakan dengan tiga besaran pokok ( Dimensi Primer ) yaitu panjang, massa
dan waktu.
Kegunaan dimensi :
Untuk Checking persamaan-persamaan fisika, dimana
dalam setiap persamaan dimensi ruas kiri harus sama dengan dimensi ruas kanan.
Contoh :
1. P = F . V
daya = gaya x kecepatan.
M L2 T-3 = ( M
L T-2 ) ( L T-1 )
M L-2 T-3 = M
L2 T-3
2. F = m . a
gaya = massa x percepatan
M L T-2 = ( M ) ( L T-2 )
M L T-2 = M L T-2
Sebagai
tambahan yaitu mengenai satuan baku dan satuan tidak baku sebagai berikut :
a. Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah
diakui dan disepakati pemakaiannya secara internasional tau disebut dengan
satuan internasional (SI).
Contoh: meter, kilogram, dan detik.
Contoh: meter, kilogram, dan detik.
Sistem satuan internasional dibagi
menjadi dua, yaitu:
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)
Tabel Satuan Baku
Besaran Pokok
|
Satuan MKS
|
Satuan CGS
|
Massa
|
kilogram (kg)
|
gram (g)
|
Panjang
|
meter (m)
|
centimeter (cm)
|
Waktu
|
sekon (s)
|
sekon (s)
|
Kuat Arus
|
ampere (A)
|
statampere (statA)
|
Suhu
|
kelvin (K)
|
kelvin (K)
|
Intensitas Cahaya
|
candela (Cd)
|
candela (Cd)
|
Jumlah Zat
|
kilomole (mol)
|
mol
|
b. Satuan Tidak Baku
Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui
secara internasional dan hanya digunakan pada suatu wilayah tertentu.
Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.
Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.
C.
Pengukuran
Pengukuran adalah proses membandingkan
nilai besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan. Hasil
dari pada pengukuran merupakan besaran.
Alat Ukur
Alat Ukur adalah sesuatu yang
digunakan untuk mengukur suatu besaran.
Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung pada skala terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur maka semakin tinggi ketelitian alat ukur tersebut. Beberapa contoh alat ukur sesuai dengan besarannya, yaitu:
Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung pada skala terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur maka semakin tinggi ketelitian alat ukur tersebut. Beberapa contoh alat ukur sesuai dengan besarannya, yaitu:
a. Alat Ukur Panjang
1. Mistar (Penggaris)
Mistar adalah ala ukur panjang
dengan ketelitian sampai 0,1 cm atau 1 mm. Pada pembacaan skala, kedudukan mata
pengamat harus tegak lurus dengan skala mistar yang di baca.
2. Jangka Sorong
Jangka sorong dipakai untuk mengukur
suatu benda dengan panjang yang kurang dari 1mm. Skala terkecil atau tingkat
ketelitian pengukurannya sampai dengan 0,01 cm atau 0,1 mm.
Umumnya, jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, diameter bola, ebal uang logam, dan diameter bagian dalam tabung.
Jangka sorong memiliki dua skala pembacaan, yaitu:
a). Skala Utama/tetap, yang terdapat pada rahang tetap jangka sorong.
b). Skala Nonius, yaitu skala yang terdapat pada rahang sorong yang dapa bergeser/digerakan.
Umumnya, jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, diameter bola, ebal uang logam, dan diameter bagian dalam tabung.
Jangka sorong memiliki dua skala pembacaan, yaitu:
a). Skala Utama/tetap, yang terdapat pada rahang tetap jangka sorong.
b). Skala Nonius, yaitu skala yang terdapat pada rahang sorong yang dapa bergeser/digerakan.
3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer
sekrup merupakan alat ukur panjang dengan ingkat ketelitian terkecil yaiu 0,01
mm atau 0,001 cm.
Skala terkecil (skala nonius) pada mikrometer sekrup terdapat pada rahang geser, sedangkan skala utama terdapat pada rahang tetap.
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda bundar dan plat yang sangat tipis.
Skala terkecil (skala nonius) pada mikrometer sekrup terdapat pada rahang geser, sedangkan skala utama terdapat pada rahang tetap.
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda bundar dan plat yang sangat tipis.
b. Alat Ukur Massa
Alat ukur yang digunakan untuk
mengukur massa suatu benda adalah neraca. Berdasarkan cara kerjanya dan
keelitiannya neraca dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.
Neraca digital, yaitu neraca yang bekerja dengan
sistem elektronik. Tingkat ketelitiannya hingga 0,001g.
2. Neraca O’Hauss, yaitu neraca dengan tingkat
ketelitian hingga 0.01 g.
2.
Neraca sama lengan, yaitu neraca dengan tingkat
ketelitian mencapai 1 mg atau 0,001 g.
c. Alat Ukur Waktu
Satuan internasional untuk waktu
adalah detik atau sekon. Satu sekon standar adalah waktu yang dibuuhkan oleh
atom Cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.
Alat yang digunakan untuk mengukur
waktu, antara lain jam matahari, jam dinding, arloji (dengan ketelitian 1
sekon), dan stopwatch (ketelitian 0,1 sekon).
d. Alat ukur
besaran kuat arus
Kuat arus
adalah besaran yang menyatakan besarnya arus listrik yang melalui
suaturangkaian listrik. Untuk mengukur kuat arus listrik digunakan amperemeter.
Amperemeter memiliki batas ukur tertentu contohnya 0 – 5 A (batas ukur 5A).
Dalam rangkaian ampermeter disusun secara seri dengan komponen listrik yang
akan diukur.
e.
alat ukur lainnya yaitu :
1.
Stop Watch :
|
untuk mengukur waktu mempunyai batas ketelitian 0,01
detik.
|
2.
Dinamometer :
|
untuk mengukur besarnya gaya.
|
3.
Termometer :
|
untuk mengukur suhu.
|
4.
Higrometer :
|
untuk mengukur kelembaban udara.
|
5.
Ampermeter :
|
untuk mengukur kuat arus listrik.
|
6.
Ohm meter :
|
untuk mengukur tahanan ( hambatan ) listrik
|
7.
Volt meter :
|
untuk mengukur tegangan listrik.
|
8.
Barometer :
|
untuk mengukur tekanan udara luar.
|
9.
Hidrometer :
|
untuk mengukur berat jenis larutan.
|
10. Manometer
:
|
untuk mengukur tekanan udara tertutup.
|
11. Kalorimeter
:
|
untuk mengukur besarnya kalor jenis zat.
|
C.
Angka Penting
Semua angka
yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut ANGKA
PENTING, terdiri atas angka-angka pasti dan angka-angka terakhir yang
ditaksir ( Angka taksiran ).
Hasil pengukuran dalam fisika tidak pernah eksak,
selalu terjadi kesalahan pada waktu mengukurnya. Kesalahan ini dapat diperkecil
dengan menggunakan alat ukur yang lebih teliti.
Aturan-aturan angka penting :
1. Semua angka
yang bukan nol adalah angka penting.
Contoh : 14,256 ( 5 angka penting ).
2. Semua angka
nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka penting. Contoh
: 7000,2003 ( 9 angka penting ).
3. Semua angka
nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di
depan tanda desimal adalah angka penting.
Contoh : 70000, ( 5 angka
penting).
4. Angka nol
yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda
desimal adalah angka penting.
Contoh : 23,50000 ( 7 angka penting
).
5. Angka nol
yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan tanda
desimal adalah angka tidak penting.
Contoh : 3500000 ( 2 angka penting
).
6. Angka nol
yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka tidak penting.
Contoh : 0,0000352 ( 3 angka penting ).
Ketentuan - Ketentuan Pada Operasi
Angka Penting :
1. Hasil
operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka-angka penting hanya boleh
terdapat SATU ANGKA TAKSIRAN saja.
Contoh :
2,34 angka 4 taksiran
0,345 + angka
5 taksiran
2,685 angka 8 dan 5 ( dua angka
terakhir ) taksiran.
maka ditulis : 2,69
( Untuk penambahan/pengurangan perhatikan angka
dibelakang koma yang paling sedikit).
13,46 angka 6 taksiran
2,2347 - angka 7 taksiran
11,2253 angka 2, 5 dan 3 ( tiga angka terakhir )
taksiran
maka dituli :
11,23
2. Angka
penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya dengan angka penting
yang paling sedikit.
Contoh : 8,141 (
empat angka penting )
0,22 x
( dua angka penting )
1,79102
Penulisannya : 1,79102 ditulis 1,8 ( dua angka penting )
1,432 ( empat angka penting )
2,68 : ( tiga angka penting )
0,53432
Penulisannya : 0,53432 di tulis 0,534 ( tiga angka penting )
- Jumlah angka penting pada hasil akhir harus mengikuti jumlah AP yang paling sedikit.
- Untuk perkalian dan pembagian angka penting dengan angka eksak, hasil akhir mengikuti jumlah AP tersebut
- Contohnya : 125 cm (3 AP) dikalikan 10 (1 AP) = 1250, karena masih ada 3 AP, maka harus dijadikan 1 AP saja. Sehingga hasilnya menjadi 1000 (1 angka penting).
3. Untuk angka
5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan angka kurang dari 5 dihilangkan.
Pembulatan
Aturan dalam pembulatan angka penting adalah sebagai berikut.
- Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas dan angka kurang dari 5 dihilangkan.
Contoh:
a. 246,86 dibulatkan menjadi 246,9
b. 416,64 dibulatkan menjadi 416,6 - Apabila tepat angka 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya angka ganjil, dan dihilangkan jika angka sebelumnya angka genap.
Contoh:
a. 246,65 dibulatkan menjadi 246,6
b. 326,55 dibulatkan menjadi 326,6.
Notasi Ilmiah = Bentuk Baku
Untuk mempermudah penulisan bilangan-bilangan yang
besar dan kecil digunakan Notasi Ilmiah atau Cara Baku.
p . 10 n
dimana : 1,
p, 10 ( angka-angka penting )
10n
disebut orde
n bilangan bulat positif atau negatif
contoh : -
Massa bumi = 5,98 . 10 24
-
Massa elektron = 9,1 . 10 -31
-
0,00000435 = 4,35 . 10 -6
-
345000000 = 3,45 . 10 8