Bon Jovi - Always

Free Music Online
Free Music Online

free music at divine-music.info

Sunday, July 19, 2020

BESARAN, SATUAN DAN PENGUKURAN

A. Besaran

Besaran adalah suatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka dan nilai yang memiliki satuan.
Dari pengertian ini dapat diartikan bahwa sesuatu itu dapat dikatakan sebagai besaran harus mempunyai 3 syarat yaitu
1. dapat diukur atau dihitung
2. dapat dinyatakan dengan angka-angka atau mempunyai nilai
3. mempunyai satuan
Bila ada satu saja dari syarat tersebut diatas tidak dipenuhi maka sesuatu itu tidak dapat dikatakan sebagai besaran.
Besaran berdasarkan cara memperolehnya dapat dikelompokkan menjadi 2 macam  yaitu :
1. Besaran Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari pengukuran. Karena diperoleh dari pengukuran maka harus ada alat ukurnya. Sebagai contoh adalah massa. Massa merupakan besaran fisika karena massa dapat diukur dengan menggunakan neraca.
2. Besaran non Fisika yaitu besaran yang diperoleh dari penghitungan. Dalam hal ini tidak diperlukan alat ukur tetapi alat hitung sebagai misal kalkulator. Contoh besaran non fisika adalah Jumlah.

Besaran berdasarkan arah dapat dibedakan menjadi 2 macam :
         
 1. Besaran vektor adalah besaran yang mempunyai nilai dan arah sebagai contoh besaran kecepatan, percepatan dan lain-lain.
           2.  Besaran skalar adalah besaran yang mempunyai nilai saja sebagai contoh kelajuan, perlajuan dan lain-lain.

Besaran Vektor adalah besaran yang memiliki satuan tanpa arah, sedangkan besaran skalar adalah besaran yang memiliki satuan dan arah.100 km/Jam, maka pasti kita akan bertanya, ke arah mana mobil tersebut bergerak. Apakah bergerak 100km/jam ke timur, 100km/jam ke utara, dan lain sebagainya. Jadi, besaran vektor selalu dinyatakan dengan benar (angka) dan arah.
Contoh besaran skalar adalah massa (kita tidak perlu mempertanyakan arah 4 kg), waktu,massa jenis, kelajuan, dan luas; sementara contoh besaran vektor adalah pergeseran (perpindahan), kecepatan, percepatan, gaya, dan berat. Yang membedakan besaran vektor dari besaran skalar adalah bahwa untuk besara vektor, operasi-operasi aljabar tidak berlaku seperti
halnya pada besaran skalar.
Untuk penulisan besaran vektor dan besaran skalar, secara internasional telah ditetapkan bahwa penulisan vektor untuk tulisan tangan adalah dengan tanda panah di atas lambang besaran, sementara untuk tulisan cetak, digunakan huruf yang dicetak teba. Untuk lebih
jelasnya, perhatikan penulisan berikut ini.
N = satuan newton
N = besaran gaya normal
N = vektor gaya normal

            Penggambaran besaran-besaran vektor dilakukan dengan menarik sebuah garis lurus dari sebuah titik pangkal menuju titik ujung yang pada titik ujung ini diberikan tanda panah (umumnya di titik ujung). Perhatikan gambar 1.8 yang menjelaskan perjalanan sebuah mobil dari posisi P1 menuju posisi P2. mobil tersebut melewati jalanan yang tidak lurus, tetapi berbelok melengkung. Penjang lintasan yang ditempuh mobil disebut jarak (besaran skalar), sedangkan perubahan posisi mobil, yang digambarkan dengan garis lurus dari P1 ke P2 disebut perpindahan (besaran vektor). Panjang garis lurus menyatakan besarnya besaran vektor tersebut, sedangkan arah garis (dalam sudut q) menyatakan arah vektor. Sebuah vektor bisa digeser-geser, dengan catatan panjang garis dan besar sudut q tidak diubah-ubah.
Sebuah vektor dikatakan berubah apabila besar ataupun arahnya, atau keduanya berubah. Persamaan vektor A = B mengandung arti bahwa besar dan arah vektor A = B adalah sama; dengan kata lain A = B, qA = qB.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, untuk menjumlahkan dua besaran harus mempunyaibesaran yang sama. Disamping itu, karakter kedua besaran pun harus sama. Dengan demikian, kita tidak bisa menjumlahkan sebuah vektor dengan sklar.sebagai contoh, persamaan A = B dan penjumlahan A + B adalah tidak mempunyai arti fisis sama sekali. Sebuah vektor dapat dikalikan dengan sebuah skalar. Perkalian sebuah vektor dengan skalar yang nilainya positif hanya mengubah besar vektor, tidak mengubah arahnya. Akan tetapi, jika skalar yang dikalikan dengan angka negatif, maka disamping besarnya berubah, arah vektor pun menjadi kebalikannya (berputar sebesar 1800),vektor negatif dari A, ditulis-A, mempunyai besar yang sama dengan besar vektor A, tetapi memiliki arah yang berlawanan dengan arah vektor A.

Resultan Vektor

Sebuah vektor, sama halnya dengan sebuah skalar, dapat dijumlahkan, dikurangkan, ataudikalikan dengan vektor lainnya. Untuk melukiskan bagaimana sebuah vektor dijumlahkan, Dimulai dari titik O, siswa bergerak 4 m ke timur menuju titik Q, dan selanjutnya melangkah 3 m ke utara menuju titik P. jika perpindahan pertama kita lambangkan dengan vektor A, dan perpindahan kedua kita lambangkan dengan vektor B, maka perpindahan total siswa tersebut adalah vektor C, yaitu vektor yang berpangkal di titik O dan berujung di titik P. Vektor C kita namakan vektor resultan atau vektor penjumlahan dari dua vektor, yaitu vektor A dan B.    . Dengan demikian, dapat diuliskan bahwa persamaan ini tidak sama seperti halnya persamaan aljabar biasa. Contoh diketahui bahwa panjang vektor A, yaitu A = 4 m dan panjang vektor B, yaitu B = 3 m. Apakah panjang vektor C sama dengan 4 + 3 = 7 m? Ternyata tidak! Vektor C merupakan sisi miring dari segitiga siku-siku OPQ, yang sesuai dalil Phytagoras, panjang C sama dengan 3 4 5 m 2 2 + = . Jadi, jelas bahwa C _ A + B. Secara umum dapat dinyatakan, besar vektor resultan [A + B] _ A + B.
Berdasarkan uraian diatas, jika vektor A dan B saling tegak lurus, maka besar resultan
vektor A dan B dapat dihitung dengan rumus Phytagoras, yaitu R = 2 2 A + B dengan R = besar vektor resultan, A = besar vektor A, dan B = besar vektor B.

Dalam fisika besaran ada dua yaitu besaran pokok dan besaran turunan :
1. Besaran pokok 
Besaran pokok adalah besaran yang satuannya telah ditetapkan terlebih dahulu dan tidak diturunkan dari besaran lain.Besaran pokok yang paling umum ada 7 macam yaitu Panjang (m), Massa (kg), Waktu (s), Suhu (K), Kuat Arus Listrik (A), Intensitas Cahaya (cd), dan Jumlah Zat (mol). Besaran pokok mempunyai ciri khusus antara lain diperoleh dari pengukuran langsung, mempunyai satu satuan (tidak satuan ganda), dan ditetapkan terlebih dahulu.Sistem mutu metrik yang menjadi tulang punggung sistem satuan internasional (SI) menetapkan 7 besaran pokok yang bisa dilihat pada tabel dibawah ini.



BESARAN DASAR
SATUAN SI

Nama
Lambang
Rumus Dimensi
1.    Panjang
Meter
m
L
2.    Massa
Kilogram
kg
M
3.    waktu
Sekon
s
T
4.    Arus listrik
Ampere
A
I
5.    Suhu termodinamika
Kelvin
K
q
6.    Jumlah zat
Mola
mol
N
7.    Intensitas cahaya
Kandela
cd
J
BESARAN TAMBAHAN
SATUAN SI

1.    Sudut datar
Radian
rad

2.    Sudut ruang
Steradian
sr


Satuan-satuan besaran pokok dan definisinya :
1.    Panjang
Satuan Panjang = Meter (M)
Meter pertama kali didefinisikan pada 1973 dengan membagi jarak dari kutub utara sampai ke katulstiwa menjadi 10 juta bagian yang sama. Hasilnya diproduksi menjadi 3 batang platina dan beberapa batang besi. Karena selanjutnya diketahui bahwa pengukuran jarak dari kutub ke katulstiwa tidak akurat, maka pada 1960 standar ini ditinggalkan. Saat ini 1 meter didefinisikan sebagai jarak yang ditempuh cahaya pada ruang hampa selama 1/299792458 detik

2.    Waktu
 Satuan Waktu = Detik/Sekon (S)
Satuan waktu awalnya didefinisikan sebagai 1/86400 dari waktu satu hari, namun karena rotasi bumi tidak konstan, maka definisi ini diganti menjadi 1/31556925.9747 dari tahun 1900. pada 1967, definisi ini kembali diganti.detik adalah selang waktu dari 9.192.631.770 periode radiasi yang disebabkan karena transisi 2 atom cesium – 133 pada ground state.
3.    Massa
 Satuan Massa = Kilogram (kg)
Pada 1799, kilogram didefinisikan sebagai massa air pada 4 derajat celcius yang menempati 1 desimeter kubik. Namun kemudian ditemukan bahwa volume air yang diukur ternyata 1,000028 desimeter kubik, sehingga standar ini ditinggalkan pada 1889. Kilogram didefinisikan oleh sebuah benda silinder yang terbuat dari lempeng platina dan 10% indium pada ruang hampa di dekat paris Kilogram merupakan satu-satunya satuan standar yang tidak bisa dipindahkan. Tiruan-tiruan telah dibuat dengan ketelitian mencapai 1/108part, namun metalurgi abad 19 belum baik, sehingga ketidakmurnian pada logam menyebabkan kesalahan sekitar 0.5 part per billion setiap tahunnya.

4.   Arus listrik
Satuan Arus Listrik = Ampere (A)
Saat arus listrik mengalir lewat suatu kabel, maka bidang magnet akan berada di sekeliling kabel. Ampere didefinisikan pada 1948 dari kekuatan tarik-menarik dua kabel yang berarus listrik. 1 ampere adalah arus listrik konstan dimana jika terdapat dua kabel dengan panjang tak terhingga dengan circular cross section?? yang dapat diabaikan, ditempatkan dengan jarak 1 meter pada ruang hampa, akan menghasilkan gaya 2 x 10newton per meter.

5.   Suhu atau Temperature
Satuan Suhu atau temperature Termodinamis = Kelvin (K)
Definisi dari temperature didasarkan pada diagram fase air, yaitu posisi titik tripel air (suhu dimana 3 fase air berada bersamaan) yang didefinisikan sebagai 273,16 kelvin, kemudian nol mutlak didefinisikan pada 0 kelvin, sehingga 1 kelvin didefiniskan sebagai 1/273.16 dari temperature titik tripel air.
6.   Jumlah Zat
Satuan Jumlah Zat = Mol (Mol)
     Mol adalah istilah yang digunakan sejak 1902, dan merupakan kependekan dari “gram-molecule”.1 Mol adalah jumlah zat yang mengandung zat elementer sebanyak atom yang terdapat pada 0.012 kg karbon – 12. saat istilah mol digunakan, zat elementernya harus dispesifikasikan, mungkin atom, molekul, electron, atau partikel lain. Kita dapat membayangkan satu mol sebagai jumlah atom dalam 12 gram karbon 12. bilangan ini disebut bilangan Avogadro, yaitu 6.0221367 x 1023
7.  Intensitas Cahaya
satuan Intensitas Cahaya = Candela (C)
Satuan intensitas cahaya diperlukan untuk menentukan brightness (keterangan) dari suatu cahaya. Sebelumnya, lilin dan bola lampu pijar digunakan sebagai standar. Standar yang digunakan saat ini adalah sumber cahaya monokromatik(satu warna), biasanya dihasilkan oleh laser, dan suatu alat bernama radiometer digunakan untuk mengukur panas yang ditimbulkan saat cahaya tersebut diserap.1 candela adalah intensitas cahaya pada arah yang ditentukan, dari suatu sumber yang memancarkan radiasi monokromatik dengan frekuensi 540 x 1012 per detik, dan memiliki intensitas radian pada arah tersebut sebesar (1/683) watt per steradian.

2. Besaran turunan                                                                                              . 
Besaran turunan adalah besaran  yang satuannya diturunkan dari besaran pokok. Jika suatu besaran turunan merupakan perkalian besaran pokok , satuan besaran turunan itu juga merupakan perkalian satuan besaran pokok, begitu juga berlaku didalam satuan besaran turunan yang merupakan pembagian besaran pokok. Besaran turunan mempunyai ciri khusus antara lain : diperoleh dari pengukuran langsung dan tidak langsung, mempunyai satuan lebih dari satu dan diturunkan dari besaran pokok.
Tabel dibawah ini merupakan contoh besaran turunan serta satuan dasarnya dimana dari satuan dasar tersebut diharapkan teman-teman langsung dapat mengenali dari besaran pokok apa saja besaran turunan tersebut didapatkan.


B. Satuan
Satuan adalah sebagai pembanding dalam suatu pengukuran besaran. Setiap besaran mempunyai satuan masing-masing, tidak mungkin dalam 2 besaran yang berbeda mempunyai satuan yang sama. Apa bila ada dua besaran berbeda kemudian mempunyai satuan sama maka besaran itu pada hakekatnya adalah sama. Sebagai contoh Gaya (F) mempunyai satuan Newton dan Berat (w) mempunyai satuan Newton. Besaran ini kelihatannya berbeda tetapi sesungguhnya besaran ini sama yaitu besaran turunan gaya.
Sistem Satuan
Sistem satuan metrik, dibedakan atas :
 - statis
 - dinamis
Sistem statis :
·         statis besar
- satuan panjang      :  meter
- satuan gaya                        :  kg gaya
- satuan massa                     :  smsb

·         statis kecil
- satuan panjang      :  cm   
- satuan gaya                        :  gram gaya
- satuan massa                     :  smsk

Sistem dinamis :
Sistem Satuan
Dinamis Besar
Dinamis Kecil
1.    Panjang
Meter
cm
2.    Massa
Kg
gr
3.    Waktu
Sec
sec
4.    Gaya
Newton
dyne
5.    Usaha
N.m = joule
dyne.cm = erg
6.    Daya
joule/sec
erg/sec

Sistem dinamis besar biasa kita sebut “M K S” atau “sistem praktis” atau “sistem Giorgie”
Sistem dinamis kecil biasa kita sebut “C G S” atau “sistem Gauss”.


Sistem Satuan Britania ( British System )
Sistem Satuan
British
1.    Panjang
foot ( kaki )
2.    Massa
Slug
3.    Waktu
Sec
4.    Gaya
pound ( lb )
5.    Usaha
ft.lb
6.    Daya
ft.lb/sec

* Awalan Yang Digunakan Dalam S.I.
AWALAN
SIMBOL
FAKTOR
Kilo
K
10 3
Mega
M
10 6
Giga
G
10 9
Tera
T
10 12
milli
m
10 -3
mikro
m
10 -6
nano
n
10 -9
piko
p
10 -12
femco
f
10 -15
ato
a
10 -18

Dimensi
Jika dalam suatu pengukuran benda A.
A = 127 cm = 1270 milimeter = 1,27 x 106 mikron
Nilai besaran A adalah 127 apabila dinyatakan dalam cm,
Nilai besaran A adalah 1270 apabila dinyatakan dalam mm,
Nilai besaran A adalah 1,27 apabila dinyatakan dalam meter dan seterusnya.
Jadi satuan yang dipakai menentukan besar-kecilnya bilangan yang dilaporkan.
Mengapa satuan cm dapat di ganti dengan m, mm, atau mikron ?
Jawabannya, karena keempat satuan itu sama dimensinya, yakni berdimensi panjang.
Ada dua macam dimensi yaitu :
- Dimensi Primer
- Dimensi Sekunder
·         Dimensi Primer yaitu :
M : untuk satuaan massa.
L : untuk satuan panjang.
T : untuk satuan waktu.
·         Dimensi Sekunder adalah dimensi dari semua besaran yang dinyatakan dalam massa, panjang dan waktu.
contoh : - Dimensi gaya : M L T-2
              - Dimensi percepatan : L T-2
Catatan : Semua besaran fisis dalam mekanika dapat dinyatakan dengan tiga besaran pokok ( Dimensi Primer ) yaitu panjang, massa dan waktu.
Kegunaan dimensi :
Untuk Checking persamaan-persamaan fisika, dimana dalam setiap persamaan dimensi ruas kiri harus sama dengan dimensi ruas kanan.

Contoh :
1.    P = F . V
daya = gaya x kecepatan.
M L2 T-3 = ( M L T-2 ) ( L T-1 )
M L-2 T-3 = M L2 T-3
2.    F = m . a
gaya = massa x percepatan
M L T-2 = ( M ) ( L T-2 )
M L T-2 = M L T-2

Sebagai tambahan yaitu mengenai satuan baku dan satuan tidak baku sebagai berikut :
a. Satuan Baku
Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara internasional tau disebut dengan satuan internasional (SI).
Contoh: meter, kilogram, dan detik.

Sistem satuan internasional dibagi menjadi dua, yaitu:
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)

Tabel Satuan Baku

Besaran Pokok
Satuan MKS
Satuan CGS
Massa
kilogram (kg)
gram (g)
Panjang
meter (m)
centimeter (cm)
Waktu
sekon (s)
sekon (s)
Kuat Arus
ampere (A)
statampere (statA)
Suhu
kelvin (K)
kelvin (K)
Intensitas Cahaya
candela (Cd)
candela (Cd)
Jumlah Zat
kilomole (mol)
mol

b. Satuan Tidak Baku
Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan hanya digunakan pada suatu wilayah tertentu.
Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.
C.  Pengukuran                                                                                      
Pengukuran adalah proses membandingkan nilai besaran yang diukur dengan besaran sejenis yang dipakai sebagai satuan. Hasil dari pada pengukuran merupakan besaran. 
Alat Ukur

Alat Ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.
Berbagai macam alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu. Hal ini bergantung pada skala terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur maka semakin tinggi ketelitian alat ukur tersebut. Beberapa contoh alat ukur sesuai dengan besarannya, yaitu:



a. Alat Ukur Panjang
1. Mistar (Penggaris)
Mistar adalah ala ukur panjang dengan ketelitian sampai 0,1 cm atau 1 mm. Pada pembacaan skala, kedudukan mata pengamat harus tegak lurus dengan skala mistar yang di baca.
2. Jangka Sorong
Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan panjang yang kurang dari 1mm. Skala terkecil atau tingkat ketelitian pengukurannya sampai dengan 0,01 cm atau 0,1 mm.
Umumnya, jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, diameter bola, ebal uang logam, dan diameter bagian dalam tabung.
Jangka sorong memiliki dua skala pembacaan, yaitu:
a). Skala Utama/tetap, yang terdapat pada rahang tetap jangka sorong.
b). Skala Nonius, yaitu skala yang terdapat pada rahang sorong yang dapa bergeser/digerakan.


3. Mikrometer Sekrup
Mikrometer sekrup merupakan alat ukur panjang dengan ingkat ketelitian terkecil yaiu 0,01 mm atau 0,001 cm.
Skala terkecil (skala nonius) pada mikrometer sekrup terdapat pada rahang geser, sedangkan skala utama terdapat pada rahang tetap.
Mikrometer sekrup digunakan untuk mengukur diameter benda bundar dan plat yang sangat tipis.

b. Alat Ukur Massa
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca. Berdasarkan cara kerjanya dan keelitiannya neraca dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1.       Neraca digital, yaitu neraca yang bekerja dengan sistem elektronik. Tingkat ketelitiannya hingga 0,001g.

2. Neraca O’Hauss, yaitu neraca dengan tingkat ketelitian hingga 0.01 g.

2.      Neraca sama lengan, yaitu neraca dengan tingkat ketelitian mencapai 1 mg atau 0,001 g.

c. Alat Ukur Waktu
Satuan internasional untuk waktu adalah detik atau sekon. Satu sekon standar adalah waktu yang dibuuhkan oleh atom Cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.
Alat yang digunakan untuk mengukur waktu, antara lain jam matahari, jam dinding, arloji (dengan ketelitian 1 sekon), dan stopwatch (ketelitian 0,1 sekon).

d. Alat ukur besaran  kuat arus

Kuat arus adalah besaran yang menyatakan besarnya arus listrik yang melalui suaturangkaian listrik. Untuk mengukur kuat arus listrik digunakan amperemeter. Amperemeter memiliki batas ukur tertentu contohnya 0 – 5 A (batas ukur 5A). Dalam rangkaian ampermeter disusun secara seri dengan komponen listrik yang akan diukur.

e. alat ukur lainnya yaitu :

1.    Stop Watch :
untuk mengukur waktu mempunyai batas ketelitian 0,01 detik.
2.    Dinamometer :
untuk mengukur besarnya gaya.
3.    Termometer :
untuk mengukur suhu.
4.    Higrometer :
untuk mengukur kelembaban udara.
5.    Ampermeter :
untuk mengukur kuat arus listrik.
6.    Ohm meter :
untuk mengukur tahanan ( hambatan ) listrik
7.    Volt meter :
untuk mengukur tegangan listrik.
8.    Barometer :
untuk mengukur tekanan udara luar.
9.    Hidrometer :
untuk mengukur berat jenis larutan.
10. Manometer :
untuk mengukur tekanan udara tertutup.
11. Kalorimeter :
untuk mengukur besarnya kalor jenis zat.


C. Angka Penting

Semua angka yang diperoleh dari hasil pengukuran disebut ANGKA PENTING, terdiri atas angka-angka pasti dan angka-angka terakhir yang ditaksir ( Angka taksiran ).
Hasil pengukuran dalam fisika tidak pernah eksak, selalu terjadi kesalahan pada waktu mengukurnya. Kesalahan ini dapat diperkecil dengan menggunakan alat ukur yang lebih teliti.
Aturan-aturan angka penting :
1.    Semua angka yang bukan nol adalah angka penting.
Contoh : 14,256 ( 5 angka penting ).
2.    Semua angka nol yang terletak di antara angka-angka bukan nol adalah angka penting. Contoh : 7000,2003 ( 9 angka penting ).
3.    Semua angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir, tetapi terletak di depan tanda desimal adalah angka penting.
Contoh : 70000, ( 5 angka penting).                      
4.    Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan di belakang tanda desimal adalah angka penting.
Contoh : 23,50000 ( 7 angka penting ).
5.    Angka nol yang terletak di belakang angka bukan nol yang terakhir dan tidak dengan tanda desimal adalah angka tidak penting.
Contoh : 3500000 ( 2 angka penting ).
6.    Angka nol yang terletak di depan angka bukan nol yang pertama adalah angka tidak penting.
Contoh : 0,0000352 ( 3 angka penting ).

Ketentuan - Ketentuan Pada Operasi Angka Penting :

1.    Hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dengan angka-angka penting hanya boleh terdapat SATU ANGKA TAKSIRAN saja.
Contoh :  2,34     angka 4 taksiran
               0,345  + angka 5 taksiran
               2,685     angka 8 dan 5 ( dua angka terakhir ) taksiran.
               maka ditulis : 2,69
( Untuk penambahan/pengurangan perhatikan angka dibelakang koma yang paling sedikit).
               13,46       angka 6 taksiran
                 2,2347 - angka 7 taksiran
               11,2253               angka 2, 5 dan 3 ( tiga angka terakhir ) taksiran
                                maka dituli : 11,23
2.    Angka penting pada hasil perkalian dan pembagian, sama banyaknya dengan angka penting yang paling sedikit.
Contoh :   8,141       ( empat angka penting )
                0,22        x  ( dua angka penting )
                1,79102                
                Penulisannya : 1,79102 ditulis 1,8 ( dua angka penting )
                1,432         ( empat angka penting )
                2,68  :        ( tiga angka penting )
                0,53432
                Penulisannya : 0,53432 di tulis 0,534 ( tiga angka penting )
  1. Jumlah angka penting pada hasil akhir harus mengikuti jumlah AP yang paling sedikit.
  2. Untuk perkalian dan pembagian angka penting dengan angka eksak, hasil akhir mengikuti jumlah AP tersebut
  3. Contohnya : 125 cm (3 AP) dikalikan 10 (1 AP) = 1250, karena masih ada 3 AP, maka harus dijadikan 1 AP saja. Sehingga hasilnya menjadi 1000 (1 angka penting).
3.    Untuk angka 5 atau lebih dibulatkan ke atas, sedangkan angka kurang dari 5 dihilangkan.
Pembulatan

Aturan dalam pembulatan angka penting adalah sebagai berikut.

  1. Angka lebih dari 5 dibulatkan ke atas dan angka kurang dari 5 dihilangkan.
    Contoh:
    a. 246,86 dibulatkan menjadi 246,9
    b. 416,64 dibulatkan menjadi 416,6
  2. Apabila tepat angka 5, dibulatkan ke atas jika angka sebelumnya angka ganjil, dan dihilangkan jika angka sebelumnya angka genap.
    Contoh:
    a. 246,65 dibulatkan menjadi 246,6
    b. 326,55 dibulatkan menjadi 326,6.
Notasi Ilmiah = Bentuk Baku
Untuk mempermudah penulisan bilangan-bilangan yang besar dan kecil digunakan Notasi Ilmiah atau Cara Baku.
                                       p . 10 n
dimana : 1,   p,   10 ( angka-angka penting )
              10n disebut orde
                     n bilangan bulat positif atau negatif
contoh :  - Massa bumi        =  5,98 . 10 24
              - Massa elektron     =  9,1 . 10 -31
              - 0,00000435                       =  4,35 . 10 -6
              - 345000000                        =  3,45 . 10 8